Semar

Ia lahir dari sebuah telur bersama dengan saudaranya yaitu Sang Hyang Guru dan Togog. Ia memiliki nama lain diantaranya Janggan Semarasanta, Bojagati, Dhudha Manang Ununf, Badranaya, Margaewuh, Durdyah Puntaprasanta, Nayantaka, Prb. Saronsari, Prb. Suryandadari, Bathara Ismaya, Sang Hyang Punggung. Ia memiliki pusaka yaitu kuncungnya yang sangat sakti dan ajiannya yaitu Gumbala Geni. Semar bertempat tinggal di Padhukuhan Karang Kadhempel. Ia menikah dengan Bathari Kanastren dan berputra Bathara Patuk, Bathara Temboro, Bathara Kuwera, Bathara Wrahaspati, Bathara Siwah, Bathara Surya, Bathara Candra, Bathara Yamadipati, Bathara Kamajaya, dan Bathari Darmastuti. Sedangkan anak angkatnya yaitu Petruk, Gareng, dan Bagong. Ismaya dulunya berwajah tampan dan sakti. Tetapi suatu ketika Ismaya dengan Tejamaya(Togog) berseteru memperebutkan kekuasaan. Akhirnya mereka mengadakan sayembara. Siapa yang bias menelan Gunung Jamurdipa dan dimuntahkan kembali, ia lah yang menjadi pemenang. Tejamaya mencoba duluan tetapi ketika ia membuka mulutnya, gunung teresebut tidak dapat masuk. Dan ketika dipaksa masuk, mulut Tejamaya robek hingga menjadi seperti buaya. Ismaya yang merasa menang akhirnya ia mampu menelan gunung Jamurdipa, tetapi ia tidak bias mengeluarkannya. Sang Hyang Tunggal yang melihat kelakuan anaknya sangatlah marah. Setelah Gunung Jamurdipa berhasil dikeluarkan, mereka berdua mendapatkan hukuman untuk turun ke bumi dan mengasuh para kesatria. Tejamaya berubah nama menjadi Togog, dan Ismaya berubah nama menjadi Semar. Tejamaya bertugas untuk mengasuh para kesatria yang berwatak jahat, sedangkan Ismaya bertugas untuk mengasuh para kesatria berwatak baik. Akhir hayatnya ia mati mukswa, hilang Bersama dengan raganya.